Tuesday, November 8, 2011

Tugas Kristalogfi dan Mineralogi




NAMA              : MARIO RM KURNIAWAN
NIM                  : 1006101037
SEMESTER    : III

SOAL.
Mengapa batuan gamping(carbonat) mudah bereaksi dengan larutan hidrothermal?

JAWAB :
Larutan hidrotermal mudah bereaksi dengan batuan gamping dikarenakan sifat kimiawi pada batuan gamping reactive pada larutan hidrotermal (metasomatisme).

Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3
Batu gamping murni ataupun dolomite dengan segera akan mengalami rekristalisasi dan rekombinasi dengan unsure yang diintrodusir magma. Pada batu gamping yang tidak murni, efek kontak mesomatik terjadi lebih kuat, karena ada unsur-unsur pengotor seperti silica, alumina, dan besi adalah bahan-bahan yang dapat dengan mudah membentuk kombinasi-kombinasi baru dengan kalsiun oksida.
Secara umum dapat dikatakan bahwa batuan yang paling peka terhadap kontak metasomatisme dan paling cocok untuk terjadinya pembentukan endapan bahan galian bijih, adalah batuan sedimen, terutama yang bersifat kerbonatan dan tidak murni.
Batuan samping yang terterobos oleh magma, yang paling besar kemungkinannya untuk dapat menimbulkan deposit  kontak metasomatik adalah batuan karbonat. Batu gamping murni maupun dolomit dengan segera akan mengalami rekristalisasi dan rekombinasi dengan unsur-unsur yang berasal dari magma, malahan pada batu gamping yang tidak murni, efek kontak metasomatik yang terjadi lebih kuat, karena unsur-unsur pengotoran seperti silika, alumina dan besi adalah bahan-bahan yang dapat dengan mudah membentuk kombinasi-kombinasi batu dengan oksida kalsium. Seluruh masa batuan di sekitar kontak dapat berubah menjadi garnet, silika dan mineral bijih.
Jadi secara umum dikatakan bahwa batuan yang paling peka terhadap kontak metasomatisme dan paling cocok untuk terjadinya pembentukan endapan bahan galian bijih adalah batuan sedimen, terutama yang bersifat gampingan dan tidak murni.
Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping klastik.
  •  Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering jyga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
  •  Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor, sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri. Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.
 
Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat “ aqueous” sebagai hasil diferensiasi magma. Hidrotermal ini kaya akan logam-logam yang relative  ringan dan merupakan sumber terbesar ( 90% ) dari proses pembentukan endapan. Berdasarkan cara pembentukan endapan dikenal 2 macam endapan hydrothermal yaitu :
  •  Cavity filing, mengisi lubang- lubang yang sudah ada di Dalam batuan.
  • Metasomatisme, mengganti unsure-unsur yang telah ada dalam batuan dengan unsure-unsur baru dari larutan hydrothermal
Endapan hidrotermal mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
  •  Tekanan dan temperatur relatif paling tinggi (600°/500° - 300°).
  • Endapan berupa vein (urat), dike (korok) yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar.
  • Wall rock alteration dicirikan oleh proses replacement yang kuat menghasilkan Gossan dan Skarn.
  • Asosiasi mineral yang ada sulfida (Pyrite, Chalcopyrite, Galena, Sphalerite) dan oxida – oxida (Specularite).
  • Pada instrusi granite sering diikuti pembentukan mineral logam : Au, Pb, Sn, W dan Zn.
Syarat - syarat penting untuk terjadinya deposit hidrotermal adalah :
  1. Adanya larutan yang mampu melarutkan mineral - mineral.
  2. Adanya tekanan atau rongga pada batuan yang dapat dilewati larutan.
  3. Adanya tempat dimana larutan dapat mendepositkan kandungan mineralnya.
  4. Ada reaksi kimia yang menghasilkan pengendapan mineral baru.
  5. Konsentrasi mineral yang cukup dalam deposit sehingga menguntungkan kalau ditambang.